Sabtu, 16 Juni 2012

Panglebur Gongso Curuk Pertapaan Prabu Kombo Karno


Diwiyah kabupaten semarang tepatnya didaerah sumowono terdapat banyak daerah wisata yang sangat menarik dan banyak dikunjungi wisatawan domestik maupaun wisatawan manca negara.sebut saja candi gedongsongo ,Jimbaran,Bandungan dan masih banyak lagi yang tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu .Akan tetapi  dari sekian banyak objek wisata tersebut ada tempat yang oleh masyarakat setempat sering dikait kaitkan dengan legenda ataupun peristiwa masa lalu yaitu curuk atau air terjun Panglebur gongso.Daerahnya masih perawan banyak pohon pohon besar yang telah berumur puluhan bahkan ratusan tahun.Untuk menuju sampai ke tempat ini dibutuhkan keberanian,disamping belum ada kendaraan umum ,fasilitas jalannya belum memadai ,harus melaui jalan setapak.Dari kota semarang bisa naik kendaraan umum menuju Ambarawa kemudian  disambung dengan naik angkot turun diPasar sumowono dilanjutkan perjalanan kaki sejauh kurang lebih tujuh kilometer sedangkan untuk sampai dipertapaan Panglebur Gongso harus melalui kedung, dengan cara berenang,menembus air terjun ,dibalik air terjun ini baru kita dapat melihat pemandangan yang sangat meyeramkan, sebuah gowa dengan ornamen stalaknit dan staktinya.Hewan hewan liarpun juga kadang kadang masih dapat dijumpai seperti kelelawar,babi hutan bahkan ular.Pernah suatu saat penulis sampai diperkampungan ,kampung ini letaknya hampir dua kilometer dari lokasi,tiba tiba dikejutkan oleh gaduh riuh penduduk setempat ,bahkan ayam ayam pun ikut ikutan panik dengan berkokok keras keras,tidak disangka ternyata ada ular sanca seukuran paha manusia dewasa,dengan panjang hampir lima meter sedang dikejar kejar dan akhirnya tertangkap.setelah saya tanyakan ular tersebut masuk kampung pada malam harinya dan telah melahap dua ekor ayam milik penduduk.karena pengetahuan masyarakat disini mengenahi eko sistem belum dipahami ,ular tersebut dijual,mungkin oleh pembelinya sudah dimakan dagingnya,dan kulitnya dipergunakan untuk bahan pembuatan tas ataupun pakaian.Seharusnya ular tersebut dilepaskan dihutan supaya kembali kehabitatnya ,sehingga akan berkembang biak dan membantu manusia dalam membasmi hama separti tikus , babi hutan dan lainnya.

Kembali ke pertapaan,gowa yang penulis ceritakan diatas menurut legenda adalah tempat pertapaan Prabu Kombo Karno. Dalam certa pewayangan Prabu Kombokarno adalah adik dari Prabu Rahwono,dalam hidupnya hanya makan dan tidur melulu .Akan tetapi pada waktu perang dengan pasukan kera yang dipimpin oleh kera putih yang bernama Hanoman, karena pasukan Rahwana kalah dan terdesak,disamping senopatinya sudah habis terbunuh ,maka prabu Kumbo Karno dibangunkan paksa oleh Prabu Rahwono sambil di undat undat untuk maju perang menghadapi pasukan kera dari Prabu Ranayana,yang dipimpin oleh  kera putih Hanoman. Karena brabu Kumbo Karno merasa tersinggung,maka disanggupinya tugas tersebut dengan terlebih dahulu memuntahkan semua makanan yang telahdiberikan kakaknya tersebut,kemudian dengan berpakaian serba putih berangkatlah ke medan perang.Karena musuh terlalu banyak akhirnya Prabu Kombo Karno terbunuh dalam peperangan .Didalam gowa Paglebur gongso inilah arwah Prabu Kumbokarna bersemayam,ada beberapa orang yang berkunjung kedalam goa dengan berbagai tujuan,ada yang Cuma ingin melihat keindahan  alam didalamnya hanya sekedar menuruti keingintahuannya.tapi banyak pula yang mempunyai beberapa tujuan , seperti mencari berkah dan lainnya.Apabila ingin coba coba dengan membawa sebotol minuman keras sejenis arak, dan dibuka , maka bau merangsang arak tersebut akan memancing arwah Prabu kumbokarno mengeluarkan suara menggelegar ,suara raksasa yang bangun dari tidurnya.Sebenarnya banyak tempat tempat wisata yang masih perawan dan berkembang pula didalamnya cerita cerita  legenda atau mitos , yang apabila dikemas secara apik serta fasilitas transportasi dan pendukung lainnya  dibangun oleh pemerintah daerah setempat , maka akan dapat menggerakkan roda perekonomian derah disekitarnya , akhirnya masyarakat akan menikmati hasil dan sejahtera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar